18 Juli, 2007

Umar bin Khattab Gusar kepada Gorontalo


Tulisan ini saya posting di GM2020 tanggal 7 Juni 2007. Selamat membaca.

***********

Alhamdulillah. ......akhirnya saya punya waktu lagi duduk manis depan laptop saya untuk nulis setelah sekian hari sibuk urusan duniawi alias urusan perut dan sekitarnya (cari makan = urusin kerjaan).

Rasanya plong kayak permen. Satu urusan sudah dimudahkan Allah.

Tapi ada yang mengganjal. Umar bin Khattab Radiyallahu Anhu (RA) gusar kepada saya. Umar RA gusar karena saya nulis di milis untuk memajukan Gorontalo Insya Allah di tahun 2020 tapi saya dianggap tidak memajukan!

Saya bingung! Emangnya Khalifah Umar RA untuk memajukan Gorontalo maunya gimana? Kan teman-teman lain yang memang Gorontalo original (kalau saya ini Gorontalo Crispy, ada campurannya) udah gitu ada yang diracik di USA not to mention AUSSIE plus EU - tidak lupa berbagai belahan lainnya kecuali belahan yang bernuansa negatif - udah punya banyak konsep dengan nama aneh-aneh tapi yahud?!

Yah tapi Khalifah ini tetap gusar! Subhanallah! Kalau Umar RA gusar bahaya. Dalam riwayat, setan aja lebih milih menyingkir daripada berpapasan dengan panglima perang Islam ini! Panglima yang dibimbing langsung oleh Rasulullah SAW yang nota bene penerima wahyu yang tidak boleh dan tidak bisa sebersitpun kita ragukan dan kita lawan dengan argumen duniawi.

Saya masih bingung, maunya Umar RA apa?!

Ternyata simple. Umar RA meskipun jenius dalam bidang ekonomi dengan bukti berhasil menguasai wilayah Persia dan Romawi (2 kerajaan besar dunia ketika itu) dan memajukan jazirah arab, ajaran kemajuannya sangat down to earth.

Maunya umar sederhana. Kalau Gorontalo mau maju Insya Allah di 2020, "MAJUKAN PRODUKSI"!

Emang pesan-pesan Umar RA seperti apa, kenapa saya membahaskan dengan Majukan Produksi?

1. "Tidaklah Allah SWT menciptakan kematian yang aku meninggal dengannya setelah terbunuh dalam jihad fi sabilillah yang lebih aku cintai daripada aku meninggal di antara dua kaki untaku ketika berjalan di muka bumi dalam mencari sebahagian karunia Allah SWT."

Terjemahan bebas, "Aku masih jauh lebih mencintai bila meninggal di antara dua kaki untaku ketika dalam perjalanan mencari sebahagian karunia Allah SWT (baca= bekerja) daripada terbunuh dalam jihad fi sabilillah."

2. Umar RA melihat tiga orang di mesjid tekun beribadah, maka beliau bertanya kepada salah satu di antara mereka," Dari mana kamu makan?" Ia menjawab,"Aku adalah hamba Allah, dan Dia mendatangkan kepadaku rezkiku sebagaimana Dia kehendaki."
Lalu Umar RA meninggalkannya dan menuju kepada orang kedua seraya menanyakan hal yang sama. Jawab orang kedua,"Aku memiliki saudara yang mencari kayu di gunung untuk dijual, lalu dia makan sebahagian hasilnya, dan dia datang kapadaku memenuhi kebutuhanku. " Kata Umar RA, "Saudara kamu lebih beribadah daripada kamu!"
Lalu Umar RA mendatangi orang ketiga dan bertanya hal yang sama. Jawab orang itu, "Manusia melihatku, lalu mereka datang kepadaku dengan sesuatu yang mencukupi kebutuhanku. " Umar RA mengeluarkan tongkatnya, memukul orang itu seraya berkata,"Keluar kamu ke pasar!"

3. Umar pernah menghimbau kepada seorang gubernur di jamannya, "Nasehatku kepadamu, dan kamu berada di sisiku, adalah seperti nasehatku terhadap orang terjauh dari wilayah kaum muslimin. Jika keluar gajimu, maka sebagiannya kamu belikan kambing, lalu jadikanlah di daerahmu. Dan jika keluar gajimu yang selanjutnya, belilah satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok."

4. Umar pernah bertanya kepada seseorang, "Apa yang menghalangimu untuk menanami tanahmu?!" Jawab orang itu, "Aku orang yang tua renta. Aku akan mati besok." Kata Umar RA, "Aku wajibkan kepadamu untuk menanaminya! " Lalu umar turun langsung bersama orang tua renta itu membantunya menanami lahan orang tersebut.

Masih banyak pesan Umar RA. Kelihatannya dengan pesan-pesan ini saya mulai tidak bingung. Umar RA menitikberatkan pembangunan sektor produksi dalam mengembangkan wilayah.

Tapi, sepertinya masih tertinggal satu kebingungan. Apa sih urgensi produksi sehingga Umar RA gusar begitu?

Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin. Ini sih biasa. Tapi dari contoh Umar RA, ada yang berbeda dengan perealisasian keuntungan seoptimal mungkin a la kaum kapitalis atau ekonomi konvensional.

Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin dari sisi ekonomi konvensional bermotivasi dua:
1. Memperkaya diri pribadi
2. Mengejawantahkan kebebasan pribadi secara mutlak

Nah, 2 hal tersebut tidak diterima dari sisi syariat Islam. Pertama, karena individu adalah bagian dari ummat yang seharusnya ikut merasakan suka dan duka bersama. Kedua, Islam adalah agama yang sangat menjamin kebebasan individu. Tapi seyogyanya kebebasan individu itu tidak mendatangkan mudharat terhadap kaum muslimin, meskipun itu mendatangkan keuntungan optimal.

Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga. Ini juga cukup jelas
Tidak mengandalkan orang lain. Di sini Umar RA sudah bertindak pula sebagai seorang motivator ulung.

Pernah seorang pemuda yang kuat badannya masuk ke mesjid sambil membawa anak panah, lalu dia berkata,”Siapa yang dapat membantuku dalam jihad fi sabilillah?” Umar RA minta dipanggilkan pemuda itu. Umar bertanya,”Siapa yang mau mempekerjakan anak muda ini di ladangnya atas namaku?” Seseorang dari kaum Anshar berkata, ”Saya, wahai Amirul Mukminin!” Umar berkata ”Ambillah Dia!”

Melindungi harta dan mengembangkannya.

Mengekplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk dimanfaatkan
Pembebasan dari belenggu taklid ekonomi
Taqarrub kepada Allah SWT.

Ternyata sekarang jelas mengapa Umar RA gusar.

Jadi Gorontalo kalau mau maju sederhana. Penduduk Gorontalo harus dimotivasi untuk mengembangkan sisi produksi. Bukan justru bertindak konsumtif. Apalagi berlebih-lebihan.

Mungkin kegusaran Umar RA sudah terbukti. Coba ambil pelajaran bagaimana Mall Limboto ternyata bangkrut. Yah ada hikmahnya. Di satu sisi juga mungkin ornag Limboto cukup cerdas untuk tidak termakan bersikap konsumtif.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kegusaran Umar RA. Semoga beliau juga tidak gusar dengan orang-orang muslim pengambil keputusan di Gorontalo yang tidak mengedepankan sektor produksi. Jangan sampai Umar RA gusar lagi sama orang Gorontalo.

Jangan sampai.

Tidak ada komentar: