25 September, 2007

Rupanya ini rahasia mereka....


Rupanya ini rahasia mereka….

Pantas selama ini saya selalu bertanya-tanya di dalam hati. Kenapa banyak orang ahli ibadah kok sepertinya tidak bergairah mengejar materi? Padahal sebagai manusia biasa, siapa sih yang tidak ingin makan enak? Siapa sih yang tidak mau punya rumah mentereng lengkap dengan segala fasilitasnya? Siapa sih yang tidak mau pakai baju-baju bagus?

Lha, para ahli ibadah itu bukan orang bodoh. Jangan mentang-mentang mereka hidup sederhana kita anggap mereka sudah kehilangan ‘sense of luxury’. Salah besar, bung! Mereka tau kok mana yang mahal mana yang murah.

Tapi kenapa mereka memilih hidup bersahaja?

Rupanya ini rahasia mereka….

Sehabis sahur tadi malam, ahlinya para ahli, Bapak Quraisy Shihab membedah salah satu ayat dalam surat Al-Imran. Ayat itu rupanya menyinggung orang-orang kafir di zaman Rasulullah SAW. Orang-orang kafir Quraisy yang hidupnya betul-betul berlebih-lebihan sehingga Allah SWT seakan-akan menyentil mereka, “Hey orang-orang kafir! Segala nikmat sudah kamu habiskan di dunia. Jadi buat kamu tidak ada nikmat lagi!”. Masih menurut cerita Bapak Quraisy Shihab, Syaidina Umar RA suatu saat karena sangat haus meminta diambilkan air. Bertepatan dengan beliau akan minum, beliau mendengar sentilan ayat ini, beliau memutuskan untuk menunda minumnya karena merasa tidak ingin menghabiskan seluruh nikmatnya di dunia. Beliau ingin menunda kenikmatan untuk sesuatu yang kekal di akhirat, yaitu syurga Allah SWT.

Rupanya ini rahasia mereka….

Rahasia mereka rupanya menunda kanikmatan. Mubassir dong? Masak ada kenikmatan tapi kita tidak mau menikmatinya?

Salah besar. Para ahli ibadah menunda kenikmatan tapi bukan menyia-nyiakannya. Mereka lebih cenderung membaginya ke orang yang lebih butuh. Mereka merasa kaya dan memang mereka adalah kaya. Kalau bukan kaya di dunia Insya Allah dijamin kaya di akhirat.

Jadi rupanya, rahasia mereka adalah itu. Setelah tau itu saya tidak berhenti manggut-manggut.

“Begitu toh……..?”, dalam bahasa orang banyak.
“Kammanjo paeng di……?”, kata orang Makassar.
“I see…..I see…..”, kata orang bule.
“Naruhodo……”, kata orang Jepang.

24 September, 2007

Petualang Malam


Enggak tau kalau anda lebih tau. Yang saya tau sebatas yang pernah saya alami.

Ceritanya sudah lama. Waktu itu saya masih bujang. Ada urusan bisnis, saya ke Jakarta. Rekan bisnis saya sebagian besar adalah orang keturunan Tionghoa. Bosnya berkebangsaan Malaysia.

Selayaknya para pebisnis metropolitan, sore sebelum pulang ke hotel, oleh Ibu Er (nama saya samarkan) saya dititip pesan, “Pak, ntar malam Bapak dijemput untuk makan malam rame-rame ya pak.” Sebenarnya saya bukan tipe pria malam (suka keluar malam). Saya lebih prefer makan di hotel saja, selebihnya ya tidur. Makanya, selepas shalat Maghrib di hotel, saya telepon Ibu Er, “Bu, maaf, saya kurang enak badan. Mungkin masih capek akibat perjalanan tadi pagi. Saya makan di hotel saja ya. Sampaikan maaf saya sama Bos.”

Alhamdulillah. Malam itu skenarioku lolos.

Tapi keesokan malamnya kelihatannya saya tidak punya alasan lagi untuk menolak ajakan yang sama. Ibu Er sendiri menjemput saya di hotel. “Pak, kita makam malam sambil karaokean yah.” Waduh, pikirku. Dunia begitu bukan duniaku…dalam hati aku membatin. Tapia pa boleh buat. Saya cuman bias manggut-manggut.

Kami akhirnya tiba di sebuah restoran di sebuah sudut ibukota (itu pikirku). Ketika masuk ke dalam, nyata bahwa tempat itu bukan sekedar restoran. Di dalamnya juga terdapat diskotek yang penuh dengan asap rokok. House musicnya minta ampun. Di beberapa sudut saya bias melihat jelas orang-orang yang kepalanya ‘geleng-geleng’, dalam hati saya pikir, “oh ini mungkin yang kata orang lagi fly….”

Jujur dalam hati saya tidak nyaman. Tapi sudahlah. Saya buat nyaman dan terkendali saja. Ibu Er mendekati. “Pak, ini tempat ngumpulnya cewek-cewek keturunan Tionghoa. Kalau ada yang Bapak suka, bisa dipesan lho…” Hahaha…saya senyum-senyum kecut saja. Sebagai lelaki saya sungguh tergoda. Tapi sebagai muslim, saya tak mau tergoda. Selain senyum, saya diam saja tidak menimpali.

Malam itu berlalu. Saya pun berusaha melaluinya. Pengalaman pahit tapi sangat berharga. Malam itu, saya jadi tahu bagaimana ritual para petualang…para petualang malam di ibukota…

---------

Allah SWT telah menerangkan di dalam Al-Quran, bahwa sesungguhnya di balik pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya. Juga bahwa Allah SWT telah menjadikan siang sebagai waktu bagi manusia untuk mencari nafkah, dan malam untuk beristirahat.

Siang mungkin biasa. Tapi malam. Banyak hal luar biasa yang terjadi. Pengalaman di diskotik ibukota malam itu memperluas wawasan saya bahwa begitu banyak orang memutuskan keluar dari jalurnya dengan memanfaatkan malam bukan untuk beristirahat.

Para petualang malam di diskotik itu sungguh kasihan. Mereka menukar kesunyian malam dengan kehingar bingaran. Mereka menukar kebeningan langit bertabur bintang dengan kekeruhan asap rokok. Mereka menukar hembusan angin malam yang terkendali dengan umbaran nafsu seks yang liar. Mereka menukar kesempatan malam untuk bertobat dengan berbuat dosa….

Nauzubillahi min dzalik……

----------

Bulan Ramadhan adalah bulan termulia di sisi Allah SWT. Bulan ini menawarkan banyak berkah. Oleh Allah SWT, pemegang otoritas tunggal di langit dan di bumi, amalan manusia akan dilipatgandakan pahalanya.

Jika bulannya adalah termulia, maka malam-malam bulan Ramadhan adalah terkhusus. Adalah suatu keuntungan hakiki bagi manusia muslim yang berhasil mendapatkan malam termulia di bulan Ramadhan, yaitu Lailatul Qadar.

----------

Jika ada petualang malam yang mulia, maka para petualang ibadah malamlah mereka. Ketika orang lain asik berselimut, mereka bangkit. Ketika orang lain asik ngorok, mereka bersuara merdu. Ketika orang lain asik bermimpi, mereka justru di puncak kenikmatan berkomunikasi dengan Tuhan mereka..

Sungguh indah berada di sekitar para petualang ibadah malam. Jidat mereka hitam. Bibir mereka senantiasa basah dengan kata-kata pujian kepada Yang Maha Terpuji. Ruku’ mereka ikhlas. Sujud mereka sangat merendahkan diri mereka di depan Yang Maha Tinggi. Tak ada satupun gerakan yang tidak mereka nikmati.

Tak ada musik mengiringi. Tak ada hingar bingar. Tak ada nafsu yang diumbar.

----------

Malam memang penuh misteri. Kegelapannya bisa menawarkan banyak keindahan. Keindahan yang bisa semu dan meracuni, tapi bisa pula hakiki dan abadi.

Ini semua terbalik ke anda. Ini masalah pilihan. Pilihan senantiasa menawarkan kesempatan dan resiko. Namun sesungguhnya yang baik itu sangat jelas bedanya dari yang buruk. Sebagaimana bisa dijumpai dalam bahasa Al-Quran:

- Samakah orang buta dengan orang melihat?
- Samakah orang tuli dengan orang mendengar?
- Samakah orang yang diberi petunjuk dengan orang yang sesat?

Pilihannya sesungguhnya jelas. Namun ketika hati diliputi kemudharatan, dan petunjuk Allah tidak kunjung datang, percayalah, pilihan sesederhana itu bisa jadi sulit dan membingungkan sepanjang masa.

Wahai manusia malam. Jika kegelapan malam menarik hati anda, maka jadilah petualang malam yang benar. Jadilah petualang ibadah malam. Petualang yang perkasa. Petualang yang dibangga-banggakan Allah SWT.

Betapa bangganya…….


Note: Gambar diambil dari sini

23 September, 2007

Tentang aku, kau dan anak kita


Kemarin untuk pertama kali selama Ramadhan ini saya bawa si Ai (anak laki-laki saya) ikut berbuka puasa bersama ke mesjid. Terakhir Ai ikutan ke mesjid hampir setengah bulan lalu ketika kami sekeluarga ikut acara pengajian rutin malam jumat. Ai, waktu itu, seperti biasa, memimpin teman-temannya menjadi ‘gerombolan si ribut’ dengan berbagai suara teriakan mereka sambil berlarian keluar masuk mesjid.

Karena ‘lama’ tidak bertemu dengan teman-temannya, kemarin saya memutuskan untuk membawa Ai. Saya terkejut geli ketika sampai di depan mesjid, masih di dalam mobil, Ai melalui jendela berteriak pada kawanan teman-temannya yang rata-rata berumur 3 ~ 5 tahun, “Kakaaaaaaak……! Ini aku!”….hahaha….di mana pula dia belajar kata-kata itu….kayak dialog film-film Bollywood saja, pikirku.

Belakangan ini kosa kata Ai memang bertambah pesat. Ia sangat banyak meniru yang dilihat atau yang didengarnya.

Hanya saja, ada satu yang membuat saya khawatir. VCD kesukaannya salah satunya adalah seri-seri Ultraman (Utraman Dyna, Ultraman Gaia, Ultraman Max, dll). Saya perhatikan, dia sudah mulai meniru-niru gerakan pahlawan kesukannya itu. Sampai-sampai, saya sendiri pernah diterjangnya ketika sedang baring di tempat tidur.

Saya ingatkan anda, pembaca sekalian, hati-hatilah dengan tontonan anak-anak anda. Kalau tidak bias bahaya….

-----------

Tulisan ini khusus untuk suami istri.

Bicara tentang anak, kita juga mesti hati-hati kalau mau bertengkar. Yah, namanya juga manusia, wajarlah kalau sekali dua kali dikali beberapa kali (hehehe) ada pertengkaran dalam rumah tangga. Saya sendiri mengalami kok. Tapi Alhamdulillah, di dalam rekam jejak (track record) pertengkaran kami, sepanjang yang bisa kami inventarisir, belum atau Insya Allah tidak akan ada barang-barang yang pecah atau rusak. (Pernah sekali nyamuk yang tidak tau diri bahwa kami sedang bertengkar tiba-tiba hinggap di hidung saya….saya timpuk habis sebagai pelampiasan….hehehe….sang nyamuk mati, hidungku pun sakit…)

Tapi kalau mau bertengkar, terutama yang punya anak, pilih waktu dan tempat yang benar.

Lho, bertengkar itu juga mesti pakai seni, saudara-saudara. Sekarang saya tanya, anda kalau bertengkar, mau cepat selesai atau mau berlama-lama? Aneh kalau anda pilih mau berlama-lama. Berarti anda termasuk penggemar atau hobi bertengkar.

Nah, ini saya kasih jimat anti bertengkar. Insya Allah dengan jimat ini pertengkaran anda tidak akan berlangsung lama. Paling setengah ronde juga pasangan bertengkar anda sudah akan KO.

Jimat ini asli lho. Dapatnya dari orang pintar dan terkenal mumpuni. Orang pintar ini juga dapatnya dari orang pintar lain. Pokoknya sudah saya telusuri riwayat jimat ini, dan para ahli sepakat bahwa jimat ini tergolong mumpuni shahih…

Akan saya transfer ke anda sekarang juga.

Berikut caranya. Tolong anda pergi berwudlu. Setelah berwudlu, lakukan shalat sunnat wudhu 2 rakaat. Setelah itu, siapkan kertas kosong ukuran 10 cm x 10 cm. Letakkan di atas meja di depan anda. Selanjutnya, lipat 2 kertas itu. Hasil lipatannya anda lipat 2 lagi. Begitu seterusnya sampai lipatannya sudah tidak bisa dilipat lagi. Kantongi jimat ini dan pastikan bahwa kalau anda akan bertengkar dengan suami atau istri, anda bisa meraih dan menggunakannya kapan saja.

Cara penggunaan. Ketika keadaan sudah memenuhi syarat disebut sebagai pertengkaran, ketika suami atau istri anda sudah mulai ngomel ngalor ngidul nyebut macam-macam, maka di sinilah saat yang paling tepat untuk mengeluarkan jimat mumpuni anda! Sebelum menggunakan, bacalah ‘Audzubillahi minasysyaitoonirrajiiimm’…selanjutnya keluarkan jimat dan gigit keras-keras (bukan dikunyah!) dengan gigi bagian depan anda. Pokoknya lakukan ini sepanjang suami atau istri anda masih ngomel-ngomel (kata orang Makassar: ‘pote-pote’). Kalau ngomel-ngomelnya semakin keras, gigit jimat anda semakin keras pula. Insya Allah, ngomel-ngomel suami atau istri akan berakhir cepat sebelum satu ronde. Selesai.

---------

Hahaha….serius amat mau pake jimat bertengkar…

Orang bertengkar itu ditunggangi setan. Makanya lihat warna muka orang kalau lagi bertengkar, merah kan? Itu karena setan dibuat dari api. Makanya dengan menunggangi orang yang lagi marah, warna setan kelihatan jelas.

Bapak-Ibu, kalau suami sedang marah, berarti ia sedang jadi api yang berapi-api. Nah, kalau lagi begini, ibu jangan jadi bensin dengan menimpali omelan suami. Mendingan ibu-ibu diam sambil menggigit jimat. Kalau kebetulan lagi megang HP yang berkamera, mending muka suami dipotret close up, ntar kalau marahnya sudah selesai, perlihatkan hasil potretnya….hahaha….

Saya bukan penasehat perkawinan lho. Saya saja juga sering minta nasehat perkawinan dari orang yang lebih ‘berpengalaman’. Bukan berpengalaman kawin….hehehe…tapi berpengalaman mengendalikan amarah mereka kalau lagi marah. Soalnya, kalau suami istri lagi bertengkar, itu bukan masalah suami istri itu saja. Anak pun bisa ikut-ikutan susah.

Jadi, Bapak-Ibu, suami-istri, saudara-saudari, kalau mau bertengkar, pilih waktu dan tempat yang tepat, juga pakai cara yang tepat, dan ingat selalu, camkan dalam hati bahwa ini bukan sekedar aku dan kau, “Ini tentang aku, kau, dan anak kita….” Jadi, hati-hati….