18 Mei, 2007

Hukum Newton dan Filosofi Bisnis


Saya belajar fisika terakhir di bangku SMA. Masa-masa teraksik berhubungan dengan hukum-hukum fisika waktu giat-giatnya persiapan masuk perguruan tinggi. Itupun akhirnya saya lulus ke Jurusan Akuntansi Unhas, sama sekali tidak berhubugan dengan Fisika. Tapi belakangan setelah bergelut dalam bisnis praktis, saya temukan bahwa ternyata banyak hukum Fisika yang sebenarnya relevan dengan hal-hal non fisika, seperti bisnis.

Saya lupa apa ini Hukum Newton 1, 2, atau 3, yang jelas ada satu hukum Newton tentang Gravitasi yang kalau diberi contoh tidak salah seperti begini: "Jika kita mengikatkan diri pada seutas tali, salah satu ujung tali kita ikat ke sebatang pohon atau tiang atau apa saja yang cukup kokoh, dan kita berlari dengan kecepatan yang cukup dan sama setiap saat, maka lintasan lari kita akan berbentuk bidang lingkar yang tetap sama.

Kita tidak akan keluar dari lintasan ini kecuali kita mengurangi kecepatan lari, atau mungkin kita menambah kecepatan lari yang menyebabkan gaya atau energi yang ditimbulkan menjadi lebih besar dari yang mampu ditahan oleh tali". Maaf kalau teori akuratnya tidak saya hapalkan sebab pelajaran ini bagi saya sudah lama sekali. Menariknya karena teori ini sangat menginspirasi saya dalam hidup, terutama dalam menjalankan bisnis.

Dalam Islam, Allah menegaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, "unless" kaum itu sendiri berusaha mengubah nasibnya. Newton sebenanrya membahasakan Sunnatullah ini menjadi sebuah teori pada satu bidang dalam kehidupan, dalam hal ini ilmu Fisika. Dalam bisnis, ini sangat relevan. Sederhananya, kalau sekarang Anda tidak punya pekerjaan, Income = 0, jangan pernah berharap income Anda menjadi lebih besar, keculai Anda mengeluarkan tambahan F (Baca=Gaya dalam ilmu fisika, kalau tidak salah).

Sebaliknya, jika anda merasa terlena dengan income yang tinggi saat ini dan akibatnya F yang terjadi menjadi lebih kecil, waspadalah kondisi anda akan menurun. Tentu saja, hukum Newton ini tidak bisa kita interpretasi dalam bisnis secara kaku. Misalnya bahwa semua kemajuan kita ukur dengan uang semata. Tapi bagi saya, filosofinya tetap berlaku. Apapun yang baik dunia akhirat, hukum ini bisa diterapkan. Di dalam bisnis, mengejar keuntungan memang menjadi tujan utama bisnis secara harafiah.

Tapi secara de facto, banyak parameter lain yang menjadi pertimbangan. Namun berapapun banyaknya parameter tersebut, tetap dibutuhkan suatau upaya yang kuat untuk mencapai keseimbangan sehingga tujuan bisnis tetap tercapai. Ambil contoh dalam merintis bisnis. Bagi banyak orang, secara tradisional Modal = Uang. Akibatnya, mereka yang tidak memiliki uang berkesimpulan bahwa mereka tidak bermodal, dan ini sama dengan mereka tidak bisa berbisnis.

Kalau ini yang menjadi prinsip, sesuai dengan Hukum Newton, lintasan lari Anda akan tetap seperti saat ini dan jangan berharap ada yang berubah. Artinya, sama saja Newton bilang bahwa anda telah memfonis diri anda tidak akan pernah menjadi bagian dari komunitas bisnis sebab anda tidak punya uang. Sekali lagi bahwa untuk masuk komunitas bisnis anda perlu menambah F (Gaya) tanbahan yang cukup besar untuk mengubah nasib anda. Bagi orang yang mengeti ini, mereka juga mengerti bahwa untuk mulai bisnis tidak selamanya uang menjadi modal.

Banyak hal lain sebab jika hal lain tersebut memenuhi syarat, percayalah bahwa itu akan berubah jadi uang. Hal lain tersebut menurut pengalaman saya seperti:

1. Kepercayaan. Banyak orang sukses justru mendapatkan uang sebagai dana awal bisnisnya karena dipercaya.

2. Kredibilitas. Kredibilitas seseorang bisa jadi senjata utama untuk mendapatkan kepercayaan orang beruang.

3. Ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bukan satu dua kali saya ketemu orang yang diberi uang untuk menjalankan bisnis yang ia kuasai ilmu dan pengetahuannya. Ilmu pengetahuan biasanya seiring sejalan dengan keterampilan.

Sekarang anda coba saja merenung. Apa selain uang yang bisa anda andalkan untuk memulai bisnis. Adik ipar saya suka sekali ank kecil. Bermodal ini ia bicara pada beberapa orang berduit tentang idenya membuat penitipan anak plus. Alhamdulillah sekarang bisnisnya jalan dan menjadi perhatian banyak orang. Sekarang kalau waktu luang saya mencoba mempelajari hukum-hukum fisika yang lain. Saya tau belakangan ini ada ahli fisika kita yang bisa memberi masukan. Salam kenal dari saya Irwan F. Uno penggemar fisika bisnis (mohon masukan kalau cabang ini ada dalam ilmu fisika saya pengen belajar...hehehe).
Catatan:
Sumber Gambar dari www.insight-magazine.com