07 Januari, 2008

Bodoh Berkali-kali!


Bismillah,

Ini tulisan pertama saya di tahun 2008. Belakangan ini saya susah sekali cari waktu untuk menulis. Tapi subuh ini sepulang shalat dari mesjid, mungkin Allah SWT sudah takdirkan bahwa saya harus memenuhi hak blog ini, maka saya paksakan diri menulis.

Keterpaksaan ini sebenarnya tidak seluruhnya benar. Entah mengapa ketika sedang memutar mobil untuk mundur ke belakang, saya belajar satu hikmah hidup lagi. Ini memunculkan ilham untuk ditulis.

Dalam kondisi lampu jalan yang tidak nyala, langit subuh yang gelap dan terasa semakin gelap oleh cuaca mendung di subuh ini, saya semata-mata mengandalkan sorotan lampu belakang mobil, kaca spion, beserta skill (keterampilan) bawa mobil yang kalau tidak salah sudah 10 tahun saya miliki.

Manuver memundurkan mobil saya lakukan dengan cepat. Tanpa hambatan. Dalam hati kecil saya cukup kagum. Kondisinya beda betul dengan awal-awal 10 tahun lalu. Jangankan memundurkan mobil sembari melihat jalan belakang lewat kaca spion, memasukkan mobil ke garasi saja dengan moncong mobil di depan saya pernah bikin masalah.

-----------

Rupa-rupanya ini serupa dan sebangun dengan kehidupan.

Setelah sekian lama hidup (bagi saya setelah 35 tahun), saya jadi semakin terlatih untuk membaca berbagai indikator dalam kehidupan. Indikator ini memberi saya petunjuk untuk mengambil keputusan, apakah melakukan sesuatu, menghindarinya, atau menolaknya.

Bodoh sekali saya, bila pengalaman hidup 35 tahun ini tidak memberi pelajaran. Atau lebih tepatnya, saya tidak mengambil pelajaran darinya.

Bodoh dua kali saya apabila saya pernah melakukan kesalahan selama 35 tahun ini, dan masih tetap pula melakukannya.

Bodoh berkali-kali saya, apabila selama 35 tahun ini saya menempuh jalan yang salah dan masih saja meyakini jalan itu benar!

“Masya Allah, janganlah Engkau biarkan aku, dan seluruh pembaca blog ini, beserta keluarga dan handai taulan, merugi di dunia ini. Bukakan hati kami untuk senantiasa belajar. Untuk senantiasa bertobat. Agar kami dapat masuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukan orang-orang yang sesat…”

-----------

Klasik memang, tapi tak akan pernah lapuk termakan waktu, bila sekali lagi kita dengung-dengungkan peringatan Al-Quran terhadap manusia…..

“Demi masa……….”
“Sesunggunya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian…..”
Q.S 103: 1-2

Peringatan di atas bersifat universal dan up-to-date. Ini bukan peringatan BMG yang bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi cuaca. Ini juga bukan peringatan kepolisian atau kejaksaan yang bisa di-peti es-kan oleh uang banyak. Ini bukan warning massa yang cenderung anarkis.

Ini adalah peringatan lembut tapi tegas!

Hitung lagi! Hitung baik-baik! Jangan-jangan kita salah hitung?!

Orang menghitung saja bisa salah, apalagi kalau tidak menghitung baik-baik….?