12 Juli, 2007

Yang digoyang digoyang yang.....


Tulisan ini adalah postingan saya di GM2020 tanggal 10 Juli 2007


***********


Anak tersayang,"Papa tunggu mau isi air ke botol ini dulu yah"
Papa,"Iya nak. Cepat yah, panas nih"

10 menit berlalu
Papa,"Nak, kalau botolnya kamu goyang-goyangin begitu, kapan penuhnya. Itu yang masuk malah sedikit sekali"
Anak tersayang,"Nggak apa-apa deh papa. Kan sambil maen"
Papa,"Lho memangnya tujuan kamu apa?"
Anak tersayang,"Masukin air ke botol....... .."

30 menit berlalu. Sinar matahari semakin terik.
Papa,"Nak, sudah 30menit. Botolnya nggak bakalan penuh kalau kamu goyang-goyangin begitu"
Anak tersayang,"Yee papa kan sudah dibilangin, cuman mau masukin air ke botol"

Sejam berlalu. Matahari lagi di puncak. Panaaaas betul. Anak tersyang tiba-tiba haus. Air di dalam botol 1cm pun belum nyampe tingginya. Botol masih juga digoyang-goyangkan. Tiba-tiba hausnya tidak tertahan lagi. Tapi........ ......air tiba-tiba mati!
Anak tersyang,"Papa! Airnya mati. Hauuuus!"
Papa,"Lho, kan di botolmu ada air?"
Anak tersayang,"Airnya sedikit sekali!"
Papa,"Memangnya sekarang kamu mau air untuk apa?"
Anak tersyang,"Minuuuumm mm....... ......... .....!"
Papa,"...... ......... ......... ......... ..."

------------ --------- ---------

Kalau anda jadi papa bagaimana? Bingung kan? Sudahlah. Tidak usah bingung.

Samping kiri kanan muka belakang saya banyak kejadian begitu kok. Katanya belajar. Tapi tidak serius. Iya sih, belajar itu seperti masukin air ke botol. Botol digoyang-goyang sekalipun airnya tetap masuk. Pertanyaannya masuk berapa banyak?

Eh, mungkin di Gorontalo juga begitu kali ya? Tampak depannya sih pada membangun. Kelihatannya giat sangat pula. Keringat bercucuran. Bagus aja kalau sementara tidak makan. Soalnya di Makassar banyak terbaliknya. Giliran kerja aja adem ayem tidak berkeringat dijamin bebas daki, giliran makan kayak pemadam kebakaran. Air keringatnya meleleh-leleh. Orang Bugis bilang 'erok ande tea eco!" Hahaha.....

Trus tampak belakang gimana? Mudah-mudahan baguus. Jangan sampai botolnya goyang-goyang.

"Bung Ir1 sudahlah. Anda ini kok protes terus?! Kalau botolnya goyang-goyang yang penting airnya masuk!"

"Ya uwes....aku mengalah deh. Botolnya lebih digoyang aja lagi. Biar dinamis gitu."

Lha, teori membangun ya begitu itu Bung Ir1! Step by step. One at a time. You must get the feel. Enjoy while you can.

Goblok! Emang siapa yang minta membangun itu dalam semalam? Emang kisah Tangkuban Perahu? Bolak balik telapak tangan?

Tanya contoh kasus? Itu entah kapan terakhir ke Gorontalo saya ke gunung-gunung daerah kwandang. Kaguuuum. Pembangunan jalan terus lho. Sampai ke puncak gunung lagi. Makanya gunungnya gundul. Atas nama pembangunan pohon jadi korban. Itu dia tuh kalo pembangunan pake atas nama. Kenapa tidak sekalian balik nama saja? Jangan bilang pembangunan, tapi penggundulan.

Eh Bung Ir1, tapi Gorontalo terkenal lho. Seantero nusantara Gubernurnya paling banyak bicara di TV. Berapa kali diisukan jadi menteri. Propinsi lain mana begitu?

Yeee, anda telmi. Gubernur propinsi lain bicara tidak di TV. Tapi di depan rakyat. Kalo isu mau jadi menteri, itu karena wartawan TV di propinsi lain lagi sibuk aja jadi tidak bisa terima amplop pak Gubernur untuk bikin isu.

Trus gimana dong? Ya mau gimana lagi? Botolnya digoyang aja terus. Kalau perlu pakai irama biar berseni gitu. Kan ada lagunya...yang digoyang digoyang yang......

Susah nih tulisan Bung Ir1.
Ya emang susah! Kalau mau gampang, itu botol jangan digoyang uti. Eh, asal ngana tau aja, itu botol ngana tidak goyang saja, di bawahnya ada yang bocorin. Air jatuh melulu. Apalagi kalo ngana goyang. Sabantar kalo ngana so haus air juga pada kering ngana tau rasa lho ya. Kalo nanti ngana haus, ngana minum uap air sana!

Tidak ada komentar: