13 Juli, 2007

Mulai dengan Memulai


Tulisan ini saya posting di GM2020 tanggal 28 Juni 2007. Potingan ini menjawab pertanyaan seorang milister apakah saya ada menulis buku atau tidak? Selamat membaca.


**********


Bung Fadli dalam postingan saya terdahulu bahwa saya sedih karena file buku saya hilang oleh semut (mungkin gaya bahasa saya terlalu manis sampai semut pun terpanggil kali ya), itu serius. Tapi saya senang juga, sejak itu saya tidak pernah mau menyimpan gelas atau minuman apapun di samping laptop saya.

Saya senang juga karena anda mengingatkan saya tentang itu dan judul buku yang wafat secara prematur itu muncul kembali di benak saya. Saya mau sedikit menulis pagi ini terinspirasi oleh judulnya, "Mulai dengan Memulai".

Dari jejak memori yang tertinggal, chapter pembuka dimulai dengan setting berikut:

"Kisah ini balik ketika orang sedang mewujudkan impian untuk terbang ke bulan. Amerika sebagai negara terdepan dalam teknologi ini berkomitmen untuk menyediakan berapapun biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian mereka, the american dream, the people's dream, to land on the moon....menginjakka n kaki di bulan.

Singkat cerita semua ilmuwan dan teknisi terbaik dalam bidangnya dilkumpulkan. Blueprint dan prototype sudah dihasilkan. Kerja sebenarnya pun dimulai. Para ilmuwan dan teknisi bahu membahu membangun sebuah pesawat luar angkasa yang didorong oleh roket canggih yang diskenariokan akan membawa manusia ke orbit bulan untuk selanjutnya mendarat di atasnya.

Di sisi lain yang tidak kalah rumitnya adalah menyiapkan calon awak...para astronot yang harus merupakan orang-orang terbaik. Orang-orang yang bukan sekedar intelligent, tapi juga berani dan skillful sehingga mereka bisa menyelesaikan misi untuk menginjakkan kaki di bulan, tapi lebih dari itu kembali ke bumi dengan selamat. Proses penentuan para awak memakan waktu lama. Belum lagi proses persiapan mereka. Singkat cerita ini pun telah dilewati. Sekelompok orang-orang pilihan telah siap menjalankan misi.

Akhirnya tiba hari H. Hari penting yang akan tercatat dalam sejarah manusia. Hari penting yang akan membuktikan atau menggugurkan banyak hipotesis.

Semua mata dan telinga tertuju pada misi ini. Kesibukan berubah menjadi puncak ketegangan. Di bangunan pusat kendali misi, direktur pusat kendali menjadi aktor terpenting.

Tiba saat hitung mundur yang ditunggu-tunggu. Bagian bawah roket berukuran super besar sudah keluar asap mengepul, pertanda pesawat beroket pun siap meluncur ke atas. Monitor kesiapan masing-masing awak juga tidak menunjukkan kejanggalan. Sampai pada saat countdown, direktur pusat kendali mendapat konfirmasi bahwa misi siap!

Suara time operator akhirnya bergema...
TEN.....NINE. ...EIGHT. ...SEVEN. ...SIX... .FIVE.... FOUR...THREE. ...TWO... .ONE....ZERO! !

Tidak sepasang pun mata yang tidak tertuju pada landasan peluncuran. Anggota ahli pengendali fokus pada monitor di depan mereka dan pada sebuah monitor raksasa yang memperlihatkan kondisi pesawat secara utuh. ANEH! Pesawat tidak juga meluncur. Semua elemen bingung dan sibuk mencari-cari, jangan-jangan kesalahan ada di pihak mereka. Bingung..... tegang... ..kerigat berkucuran.. ...gugup. ...semua bercampur jadi satu!

Akhirnya penyebab tidak meluncurnya pesawat ditemukan! ............ ......... ......... ......... ......... ...

Ternyata.... ......Direktur Pusat Kendali Misi........ ........TIDAK MENEKAN TOMBOL START!"

Bung Fadli, itu sejauh yang saya bisa ingat tentang pembukaan almarhumah buku saya (saya sebut almarhumah karena dia so sweet dimakan semut.....)

Saya pikir analogi itu tepat untuk menggambarkan kondisi banyak orang. Ambil contoh istri saya. Berkali-kali dia deklarasi di tempat tidur. Pokoknya saya mau fitness, katanya. Dia sudah ngecek tempat fitnes yang bagus dan khusus wanita mengingat dia berjilbab. Dia juga sudah beli baju fitnesnya. Biar rame, dia juga sudah telepon teman supaya ada yang menemani, katanya. Pendek kata, semuanya sudah siap. Hanya satu, dia tidak pernah pergi ke tempat fitnes itu. Malasnya lebih besar.

Teman lama saya yang dosen juga punya masalah serupa. Ngerti dia bahwa untuk dapat beasiswa mesti punya TOEFL Score memadai. Tapi sejak dia ngomong ke saya dulu sampai sekarang, setau saya dia tidak pernah berinisiatif menghadiri kursus.

Serupa tapi tak sama adalah kakak ipar saya. Selalu saja mengeluh, batuknya tidak pernah berhenti. Ke dokter, dokter cuman minta satu, berhenti merokok! Kakak ipar saya sih setuju. Awalnya kelihatan dia sangat profesional dengan niatnya. Tapi bagaimana mau berhenti, sebungkus rokok yang dia bilang untuk jaga-jaga selalu ada di kantong celana.

Bung Fadli, mungkin anda punya banyak mimpi atau obsesi (yang baik-baik saja tentunya). Saya sarankan, apa pun itu, cobalah anda ambil langkah pertama, agar itu bisa membawa anda ke langkah ke dua, bahkan kalau perlu ketiga, dan seterusnya. Bukankah langkah ke 1000 tidak akan ada tanpa langkah pertama?

Soichiro Honda pendiri Honda Motor Company itu dikenal nakal dan bodoh di sekolahnya. Tapi dia minat besar pada permesinan. Asal tau saja Bung Fadli, sebelum bikin mobil, dia dulu jagonya bikin motor. Sekarang mobil racing Honda menyaingi Ferari. Tidak bakal ada itu kalau ia tidak mulai dengan langkah pertamanya dulu.

Jadi Bung Fadli,
Saya sumbang saran untuk anda, apapun impian anda, mulailah! Tanya bagaimana? Ya pokoknya mulai saja!

Tidak ada komentar: