12 Juli, 2007

Customer Satisfaction dalam Al Quran


Bismillahirrahmaanirrahim,


Al Walid bin Al Mughirah adalah salah seorang petinggi bangsa Quaraisy dari Bani Makhzum yang sangat konsisten mencemooh Rasululah SAW hingga ia dimatikan Allah SWT dalam kondisi mengenaskan.

Suatu saat Rasulullah SAW berkesempatan bertemu Al Walid bin Al Mughirah dan Beliau berpikir waktunya sangat tepat untuk mendakwahi pencemooh bebuyutan Beliau ini. Beliau berharap bahwa dengan begitu Al Walid bin Al Mughirah terbuka hatinya untuk masuk Islam.

Ketika Nabi SAW sedang berbicara dengan Al Walid bin Al Mughirah lewat seorang buta muslim bernama Ibnu Ummi Maktum yang menyela pembicaraan Beliau. Ibnu Ummi Maktum meminta Rasulullah SAW mengajarkannya bacaan Al Quran.

Rasulullah SAW merasa kesal dengan ulah Ibnu Ummi Maktum. Beliau merasa bahwa berdakwah terhadap Al Walid bin Al Mughirah adalah jauh lebih penting. Rasulullah SAW bermuka masam karena tidak senang. Beliau bahkan tidak meladeni permintaan Ibnu Ummi Maktum walaupun orang buta ini meminta berkali-kali.

(Sumber: Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Hal 326-327, dengan modifikasi dari saya)

----------------

Berlatar belakang kejadian tersebut di atas, Allah SWT menurunkan ayat:

1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling

2. karena telah datang seorang buta kepadanya

3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)

4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,

6. maka kamu melayaninya

7. Padahal tidak ada (celaan) atas kamu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)

8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)

9. sedang ia takut kepada (Allah),

10. maka kamu mengabaikannya.

11. Sekali-sekali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,

12. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan

14. Yang ditinggikan lagi disucikan

QS Abasa: 1- 14

-----------------

Kisah di atas mungkin pernah kita dengar. Moral yang terkandung di dalam surah tersebut juga mungkin sering dibawakan oleh para pendakwah Islam. Tapi ada satu tinjauan yang luput dari perhatian. Bahkan tinjauan yang satu ini sangat relevan dengan kehidupan terkini. Saya menyebutnya Customer Satisfaction dalam Al Quran. Saya coba menuliskannya untuk pembaca.

Customer Satisfaction dalam Al Quran

Ibnu Ummi Maktum dalam kisah di atas sudah berstatus Islam. Ia adalah "Pelanggan/Konsumen" dari ajaran-ajaran Islam yang 'dijajakan' oleh Rasulullah SAW.

Al Walid bin Al Mughirah masih berstatus kafir. Ia ketika itu oleh Rasulullah SAW bermaksud untuk didakwahi. Ia baru berstatus "Calon Pelanggan/Konsumen".

Surah Abasa 1-14 di atas selain menegur Rasulullah SAW atas sikapnya, juga mengajarkan kepada Beliau, sekaligus kepada kita semua ummatnya, betapa Pelanggan/Konsumen itu adalah sangat penting. Juga, bahwa Pelanggan/Konsumen itu memiliki nilai lebih dibandingkan jika masih berstatus Calon Pelanggan/Konsumen.

Nilai-nilai untuk menempatkan Pelanggan/Konsumen pada posisi penting ini baru 1500 tahun kemudian disadari dan diagung-agungkan oleh manusia 'moderen'.

Mari kita bedah bagaimana timbang penting antara keduanya.

AL WALID BI AL MUGHIRAH (Calon Pelanggan)



  • 'tidak ada (celaan) atasmu kalau ia tidak membersihkan diri'........Calon Pelanggan itu baru calon. Ia belum pernah membeli. Kalaupun setelah anda melayaninya dia tidak membeli, anda tidak kehilangan apa-apa (tidak ada kerugian ril yang timbul)

IBNU UMMI MAKTUM (Pelanggan)



  • 'barangkali ia ingin membersihkan dirinya'........Pelanggan itu mungkin menghadapi kesulitan/hambatan dalam menggunakan produk/jasa yang kita jajakan. Untuk itu penting bagi produsen/penyedia jasa untuk memberi petunjuk yang benar. Menerangkan user manual agar tidak terjadi salah pemakaian. Kita bisa berhitung betapa besar potensi kerugian bila terjadi kesalahan pemakaian atas produk/jasa yang kita jual



  • 'dia ingin mendapatkan pengajaran'........Orang-orang pemasaran umumnya mengerti, bahwa melakukan cross-selling terhadap existing customer jauh lebih mudah dan murah dibandingkan terhadap New Prospect (calon pelanggan baru). Tidak heran kalau banyak perusahaan menyusun database pelanggan mereka dengan konsisten dan disiplin mengirimkan katalog produk/jasa mereka



  • 'barangsiapa menghendaki, tentulah ia memperhatikannya'........Anda tahu bagaimana kalau seorang pelanggan puas terhadap produk/jasa anda? Ia akan menjadi seorang fanatic customer. Ia akan menjadi agent of marketing/selling anda yang paling efektif dan efisien. Gratis lagi!

Ajaran tentang customer satisfaction dari Surah Abasa 1-14 di atas tidak berhenti sampai di situ. Mungkin anda bertanya. Kok ada satu poin yang tidak relevan dengan paham customer satisfaction dewasa ini? Seakan-akan bahwa kita cukup memaksimalkan pelayanan terhadap existing customer saja dan pelayanan secukupnya saja bagi new prospect.

Coba anda perhatikan ayat:

'karena telah datang seorang buta kepadanya',

dan ayat

'Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya'

'seorang buta' dan 'serba cukup' tentu sudah sangat lengkap dalam memberi gambaran kepada kita bahwa kita berhadapan dengan berbagai karakteristik stakeholder. Dari sisi pembeli, kita berhadapan dengan existing customer dan new prospect. Dari kedua ini pun, latar belakang mereka juga berbeda. Ada yang skalanya besar, adapula yang kecil. Ada yang high profile, adapula yang sebaliknya, low profile. Bagaimanapun itu QS Abasa 1-14 memberi pedoman:

'........maka kamu mengabaikannya. sekali-sekali jangan (demikian)!'

Penggalan ayat di atas tersusun dalam sistematika yang sangat bagus. 'maka kamu mengabaikannya' menunjukkan kondisi banyak penyedia produk/jasa yang salah dalam menangani pelanggan mereka. Mereka mengabaikannya. SOP yang diberikan adalah jelas, 'sekali-sekali jangan (demikian)'!

Kesimpulan

Tinjauan 'Kepuasan Pelanggan' dalam QS Abasa 1-14

Seorang pelanggan yang selama ini telah menggunakan produk/jasa kita harus kita layani dengan sebaik-baiknya. Pelayanan prima terhadap pelanggan yang ada meliputi:



  1. Pemberian informasi yang benar atas produk/jasa yang telah dijual

  2. Pemberian informasi atas produk/jasa lain yang dimiliki oleh perusahaan untuk memungkinkan terjadinya cross selling

Kedua jenis pelayanan di atas, apabila dilakukan secara konsisten, akan menghasilkan pelanggan fanatik yang kelak akan bertindak sebagai duta perusahaan. Dalam melayani/memuaskan pelanggan, harus dilakukan secara ikhlas/sepenuh hati tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Pembeda-bedaan bukan saja kontra produktif, tapi bisa mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Sekali-sekali jangan demikian!

1 komentar:

Mamun (Rashid) mengatakan...

Assalam...... great teaching indeed.