12 Juli, 2007

Menciptakan v Menemukan


Tulisan ini adalah postingan saya di GM2020 tanggal 3 Juli 2007 dengan subjek Bicara Matematika dalam Al Quran. Di sini judulnya saya ubah supaya lebih relevan.

**********

Bismillahirrahmaani rrahiim..

Ini topik 'ana suka. Sepanjang 'ana belajar, baik itu belajar secara de facto maupun de yure, 'ana perhatikan bahwa ada dua kata yang terdoktrin di kepala 'ana dan mungkin banyak orang lain. Bila kedua kata ini disebut, pikiran 'ana, dan kemungkinan besar pikiran banyak orang akan langsung tertuju pada para ilmuwan.

Kedua kata itu adalah "Menciptakan" dan "Menemukan".

"Men-cipta-kan" kata dasarnya adalah CIPTA. Barangkali kalo 'ana sebut dalam allugathul Inggrisiyah- nya, sama dengan "To Create". 'Ana tidak mau menambah arti yang lebih detail karena 'ana tidak punya kamus bahasa di depan 'ana sekarang. 'Ana asumsi bahwa pembaca sekalian mengerti yang 'ana maksud. Kalau tidak mengerti, mengertilah!

"Menemukan" kata dasarnya TEMU. Barangkali kalo 'ana sebut dalam allugathul Inggrisiyah- nya, sama dengan "To Invent" (Catatan: karena dalam kasus ini 'ana bicara tentang penemuan oleh para ilmuwan). 'Ana sekali lagi tidak mau menambah arti yang lebih detail karena 'ana tidak punya kamus bahasa di depan 'ana sekarang. Asumsi 'ana masih sama bahwa pembaca sekalian mengerti yang 'ana maksud. Kembali lagi, kalau tidak mengerti, mengertilah!

Dalam hemat 'ana, menciptakan itu cenderung kepada mengadakan sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Jadi masih menurut 'ana, kalau ada kalimat:

"Thomas Alpha Edison menciptakan Bola Lampu",

Itu berarti Edison mengadakan Bola Lampu dari yang tidak ada menjadi ada.

Untuk tujuan yang sama, kalau 'ana bilang:

"Thomas Alpha Edison menemukan Bola Lampu",

Itu berarti Bola Lampu pada dasarnya dari sononya sudah ada. Edison, hanya menemukan jalan untuk mempertemukan berbagai bahan melalui eksperimen, yang akhirnya membuatkan kombinasi tepat dari berbagai bahan/alat/materi, jadilah sesuatu yang dinamai Bola Lampu.

Sebagai seorang Muslim, yang diharuskan berpegang pada Al-Qiran dan As-Sunnah, baru belakangan ini 'ana sadar akan perbedaan signifikan dari penggunaan kedua kata tersebut.

Kata "Menciptakan" itu tentu memiliki makna. Bagi 'ana, kata ini wajib dan hanya wajib diperuntukkan kepada Allah SWT Sang Pencipta. Ada kata lain yang memilki makna yang sama dengan ini dalam allughatul Indonesiyah kita ini, yaitu "Menjadikan" .

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu. ......... "
"Dia Yang menjadikan bumi........ ......... .."

Kedua penggalan ayat sebagai referensi di atas terdapat dalam ayat berurutan 21-22 QS Al-Baqarah.

Beda Menciptakan dan Menemukan

Sebagai orang yang percaya bahwa segala sesuatu adalah CIPTA-an Allah SWT, maka 'ana tidak melihat ada kemungkinan di mana manusia bisa berada sejajar dengan Sang Pencipta. Oleh karenanya, apapun prestasi ilmiah yang dicapai oleh seorang ilmuwan, 'ana bertekekad, sekaligus 'ana mengajak pembaca sekalian untuk juga bertekad untuk tidak memberi gelar kepada ilmuwan siapapun sebagai PENCIPTA (CREATOR) atas prestasi ilmiah yang telah dibuatnya. Untuk itu, 'ana mengusulkan untuk kita konsisten menggunakan kata PENEMU (INVENTOR).

Einstein adalah penemu E=MC2. Begitu juga semua ilmuwan yang menemukan penemuan lain yang diinspirasi oleh temuan Einstein ini 'ana sebut sebagai penemu saja.

Einstein tidak menciptakan Energi dan Massa.

Thomas Alpha Edison seperti yang 'ana cerita di atas juga penemu Bola Lampu. Edison menemukan kombinasi yang tepat dari berbagai alat maupun bahan yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk turunan yaitu Bola Lampu.

Ummat Islam berpotensi sebagai Penemu (lebih dari itu menjadi Penemu Besar)

Ummat Islam itu sudah banyak kecolongan. Kenapa 'ana bilang begitu? Para ilmuwan non-Islam, apalagi yang tidak mengenal dan tidak pernah membaca Al-Quran, mesti bersusah payah mencari ide penemuan. Bahasa awamnya, setiap bangun pagi, para ilmuwan non-Islam akan mulai dengan berpikir "Apalagi yang harus saya temukan hari ini?"

Adapun ilmuwan-ilmuwan Islam dalam hemat 'ana, telah diberkahi oleh The Real Creator Allah SWT dengan ide-ide penemuan yang jika difollow-up akan membawa ke berbagai penemuan dari kecil hingga yang besar. Agak sulit bagi 'ana untuk mengetahui kriteria penemuan terbesar itu seperti apa. Sebab, menurut The Real Creator sendiri, ilmu yang diberikan oleh-Nya kepada manusia itu, pada dasarnya bagai setitik atom di tengah lautan ilmu (bahkan tidak ada kata yang bisa menggambarkan kebesaran ilmu The Real Creator).

Mari 'ana angkat ayat di Quran, Surat 30: 23.

Di sini Allah SWT memberi petunjuk, bahwa Ia sebagai The Real Creator telah menjadikan malam itu untuk kita tidur beristirahat, dan siang untuk berusaha/kerja.

Melalui ayat ini saja, banyak ide penemuan yang bisa muncul:

1. Apa itu malam, dan apa itu siang? Bagaimana proses pergantiannya.

2. Mengapa malam itu membuat manusia tidur? Apa ada koneksi antara gelapnya malam dengan sesuatu di dalam tubuh manusia sehingga setiap kali malam tiba manusia akan merasa ngantuk dan akan pergi tidur?

3. Pertanyaan 2 di atas juga bisa diterapkan untuk berbagai penemuan mengenai siang.

4. Apa akibat kalau manusia memutarbalikkan kondisi, di mana malam dia kerja, siang dia tidur? Adakah konsekuensi biologisnya? Adakah konsekuensi sosialnya? Adakah konsekuansi ekonominya? De el el

5. Apakah kalau saat ini malam di Gorontalo, di tempat lain juga dalam kondisi malam? Pertanyaan yang sama bisa diaplikasikan untuk siang. Kalau tidak, bagaiaman suatu tempat yang dalam kondisi malam dan tempat yang lain dalam kondisi siang saling berhubungan?

Pertanyaan di atas kalau 'ana lanjutkan bisa banyak sekali. Padahal itu baru inspirasi dari 1 ayat di atas.

Padahal, ilmuwan itu adalah orang-orang yang berpikir. Dan orang-orang yang berpikir ini lebih dahulu ditantang di banyak tempat dalam Al-Quran bahwa kalau mereka betul-betul berpikir, mereka akan menjumpai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.

Jadi, kalau kita mau bicara matematika dalam Quran, penemuan kita atas suatu hal yang berhubungan dengan ilmu ini akan terus membawa kita ke penemuan yang lain.

Doa 'ana adalah, semoga para ilmuwan, khususnya ilmuwan muslim, setelah menemukan sesuatu, sadah bahwa mereka baru saja menemukan sesuatu yang memperlihatkan tanda-tanda kebesaran/kekuasaan Allah SWT. Kalau ini mereka resapi, Insya Allah tidak akan ada penemuan yang membawa kerusakan di muka bumi. Para ilmuwan itu akan semakin merunduk seperti padi karena berisi. Faktanya, padi itupun yang semakin berisi, semakin merunduk karena memang patuh kepada Sunnatullah. Bukan cuman padi, coba saja lihat jenis-jenis pohon buah yang lain, semuanya ketika semakin berisi akan semakin merunduk. 'Ana pikir ini jelas adalah satu lagi tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.

Adakah yang mau bicara topik lain selain matematika dalam Al Quran?

Tidak ada komentar: