12 Juli, 2007

Penakut v Pengecut


Penakut v Pengecut adalah tulisan saya menanggapi keputusan moderator atas di-ban nya salah seorang anggora milis GorontaloMaju2020 (GM2020). Beberapa waktu sebelumnya seorang anggota berulah tidak baik sehingga saya menuntut ybs untuk di-ban dari keanggaotaan milis.

Pro dan kontra tentu saja terjadi. Awalnya, saya dapat kesan bahwa saya sendirian menuntut orang ini supaya di-ban. Walaupun melalui Yahoo Messanger banyak orang terang-terangan mendukung.

Sebenarnya orang itu sudah saya maafkan. Paling tidak saya mencoba menjalankan perintah agama bahwa dalam melakukan sesuatu janganlah berlebih-lebihan. Maka dalam counter posting dari masukan seorang member, saya menulis postingan yang ingin melupakan kasus ini. Saya beri subjek "sudahlah.....". Kenyataannya tanggapan dari yang bersangkutan di luar dugaan bagi saya bersifat provokatif.

Tidak disangka seorang member lain muncul dengan ketegasan. Ancamannya, "Kalau bukan orang ini dikeluarkan, saya yang akan keluar!"

Saya kagum dengan ancaman member ini yang tidak setengah-setengah demi memperjuangkan kebenaran. Akhirnya, saya reply posting di ancaman dia, saya bilang, saya ngikut.

Seru juga karena dateline yang kami berikan hingga tengah malam tgl 11 Juli 2007 kemarin. Saya bilang ke member itu, "Deg-degan juga menunggu ajal keanggotaan di mailist ini. Jangan lupa baca syahadat."

Alhamdulillah, tim moderator yang dipimpin seorang adinda yang sedang belajar di USA akhirnya memutuskan mem-ban orang yang kami permasalahkan.

Setiba di kantor, melihat keputusan itu, saya posting komentar di bawah.

-------------------------------------

Assalaamu alaikum wr wb,


Alhamdulillah.

Pagi ini saya mau mulai dengan diam. Diam tapi ribut! Yang ribut cuman jari-jari saya. Soalnya persis di jalan depan kantor saya tadi ada tulisan bosar-bosar "Ssst! Jangan ribut! Ada galian!"

Moderator terima kasih. Statement bahwa anda mem-ban 1 member bukan karena 2 "krucil" sudah benar. Dan kepada member yg bertanya siapa menang siapa kalah, jawaban saya, pertanyaan itu tidak relevan dan signifikan. Pertanyaan itu hanya buat di Republik Mimpi yang sekarang sedang berduka karena Presidennya berpulang. Kita berdoa semoga saudara muslim kita yang berpulang ini mendapat ganjaran yang baik di sisi Allah SWT.

Para moderators adalah orang-orang biasa meminjam istilah Pak Agung Mozin. Mereka adalah "para penakut" (Cat: bacanya jangan berhenti di sini yah. Kalo berhenti di sini ana dapat masalah besar nanti)

Ada kasus yang lebih parah. Terjadinya di negara bagian Republik Mimpi, namanya Republik Mimpi Basah. Penduduknya hobinya mandi subuh-subuh. Wajar juga kalau mereka suka mandi subuh-subuh. Mereka banyak kotornya sih. Masak para penakut dibilang pengecut.

Penakut sama pengecut bedanya opo toh?! (baca dengan logat Tukul pls).

Gini mas. Takut itu ya takut. Kalo sampeyan ora ngerti artine, berarti sampeyan Wong Deso. Iyo toh? Lha kalo pengecut itu adalah takut ora pada tempatne.

Saya jadi ingat teman saya. Tampangnya aja gokil. Tapi kata-katanya choi, bahasa Indonesia yang baik dan berhikmah!

Katanya dia, dulu dia pernah dapat insentif jalan-jalan ke Malaysia dari kantornya. Nggak Malaysia dong kalau tidak ke Genting Highland.... kata banyak orang. Tentu dia juga ke sana karena dari kantor sudah disusun begitu. Cerita dia, Genting Highland itu yah Las Vegasnya Malaysia (wallahu a'lam karena ana blm pernah ke dua tempat itu). Waktu saya tanya bagaimana tampak dan rasanya masuk Casino, kata dia, "Aku nggak masuk." Lho kok tidak? Sayang kan mumpung gratis dibayarin. Kata dia,"Iya mumpung gratis, tapi saya takut! Kalo pas lagi di dalam saya tiba-tiba kena stroke dan mati, gimana? Namanya saya mati konyol. Bukan khusnul khatimah!"

Ini dia mental para penakut. Mental yang sesungguhnya berani! Takut pada tempatnya. Coba kalau negara kita penuh dengan orang-orang takut yang pada tempatnya seperti para moderators. Bukan justru takut tidak pada tempatnya, setali tiga uang berani juga tidak pada tempatnya.

Bang, Bing, Bung! Orang takut itu berani. Kalau tidak percaya coba sampeyan puasa. Puasa itu tanggung jawabnya langsung dengan Sang Khalik. Puasanya orang pengecut penuh kebimbangan. Wah, gimana kalau saya puasa hari ini ada rekan bisnis dari luar negeri mesti dientertain siang-siang ginama dong? Padahal bisnis ini 'em-em'-an lho. Atau bimbang karena lapar. Gimana kalau saya puasa ntar tubuhku pada merosot. Termasuk tai lalatku. Padahal ini hoki lho.

Hihihi....pengecut itu lucu. Beraninya tidak pada levelnya. Badannya kelas berat maunya ikut bertanding di kelas bulu. Sudah gitu bulu hidung pula...hahaha

Well....saudara, saudari, dan sederet sodoro......

Kalau mau takut mesti liat-liat. Kalau takutnya di tempat yang salah, nanti jadi pengecut.

By the way, anda tau tidak saya tulis ini tentang siapa? Itu.....si daeng becak depan kantor, badannya segede gondoruwo, dadanya penuh bulu abis rebonding, ototnya sekeras kabel, kalo habis makan tusuk giginya badik bertuah, takutnya.... ......... ..sama kecoa! Hahaha....daeng. ...daeng. ...

Tidak ada komentar: