10 Agustus, 2007

Tempat Aman Berbuat Dosa


Di dunia ini, adakah tempat di mana kita bebas melakukan dosa?
Rasanya tidak tuh!

Ambil satu dosa, minum alkohol. Itu haram, makanya otomatis dosa. Di Negara-negara barat terutama, minum alkohol memang bebas. Tapi ketika orang barat datang ke negara-negara arab atau bahkan di Indonesia, tetap saja mereka tidak bebas minum alkohol kapanpun dan dimanapun.

Kita lihat dosa yang lain, berzinah. Ini kasusnya sama. Jangankan di negara-negara Islam, di Amerika, negara penganut kebebasan universal, berzinah tetap saja dianggap pelanggaran. Paling tidak bagi mereka yang menikah. Mana ada laki-laki pezinah terang-terangan mau mengaku ke istrinya bahwa ia pulang telat malam ini karena ‘mau berzinah’ dulu?

Korupsi juga dosa. Kalau yang ini, bukan cuman berhadapan dengan hukum Tuhan, hukum manusia pun keras terhadapnya. Di Cina, negara yang muncul belakangan sebagai kekuatan ekonomi dunia, korupsi jangan main-main. Nyawa taruhannya!

Tapi memang manusia suka berbuat dosa. Ini karena manusia dilengkapi dengan hawa nafsu. Anehnya karena semua perbuatan dosa itu menyenangkan. Wajar saja kalau manusia selalu mencari pembenaran agar bisa tetap menghibur diri.

Ambil contoh pornografi. Namanya paha mulus, dada montok, bibir sensual, dan berbagai item pengundang syahwat, dari dulu sih begitu-begitu saja. Kecuali kalau anda pengikut paham Evolusi Charles Darwin, berarti kalimat pembuka paragraf ini tidak berlaku. Tapi itu juga berarti anda mengakui bahwa nenek moyang anda adalah monyet. Lebih dari itu, bisa jadi nenek moyangnya nenek moyang anda adalah kucing, bahkan cecak. Masak sih?

Kalau memang dari dulu begitu-begitu, maka, kalau slogan SEKWILDA (seputar wilayah dada), dan BUPATI (buka paha tinggi-tinggi) mengundang syahwat anda, maka itu mengundang syahwat nenek moyang anda, termasuk nenek moyang saya. Kan nenek moyang kita sama, iya kan? Kalau dari dulu itu mengundang syahwat, saya tidak mengerti kalau sekarang itu tidak mengundang syahwat?

Makanya, kalau dari dulu pornografi adalah pornografi yang divonis haram oleh Allah dan Rasul-Nya, vonis itu masih berlaku, karena memang subjek dan objek vonis masih sama. Terus, kenapa sekarang pendirian kita bisa berubah bahwa SEKWILDA dan BUPATI bahkan diapresiasi karena itu bentuk dari profesionalisme dan pengejawantahan kebebasan universal?

Kalau kita berbeda pandangan dalam hal ini, sekarang terbukti, bahwa berbuat dosa yang berhubungan dengan pornografi tidak sepenuhnya bebas. Paling tidak kalau anda di dalam ‘wilayah saya’, saya tidak akan membiarkan anda mengusung ide kebebasan itu tanpa mendapat tantangan dari saya.

Kembali ke pertanyaan awal, kalau begitu, di manakah tempat kita bisa bebas melakukan dosa dan semua orang sepakat bahwa itu bisa dilakukan?

Kembali lagi, saya berani bilang, nggak ada tuh!

Tapi ada kabar bagus kalau anda penggemar berbuat dosa. Dari buku-buku agama (khususnya yang menyangkut halal haram) yang saya baca (salah satunya adalah tulisan Syeikh Yusuf Qardhawi), konon awalnya di dunia ini segala sesuatunya adalah HALAL!

Mau makan apa saja boleh. Mau tidur dengan siapa saja boleh. Bahkan incest (hubungan seksual dengan saudara) pun boleh. Kedengarannya asyik punya.

Nah, larangan makan makanan tertentu, minum minuman tertentu, tidur dengan orang tertentu, mengambil barang tertentu, dan berbagai varian perbuatan dosa tertentu, datang belakangan dan bertahap. Hikmahnya, kalau bukan hukuman, itu adalah cobaan (Semoga Allah mengampuni saya kalau salah dalam mengambil kesimpulan ini. Bagi anda yang lebih tahu kebenarannya, mohon koreksi).

Kok saya bilang kabar bagus? Iya, saya bilang bagus karena ternyata awalnya Allah membolehkan semua perbuatan dosa itu. Kalau begitu, mungkinkah suatu saat Allah akan membolehkannya kembali?

Aku berlindung kepada Allah dari niat-niat berbuat dosa.

Telaah saya melalui berbagai telaah para ulama yang telah melewati berbagai telaah para alim dan seterusnya, menyatakan bahwa tempat di mana kita bebas berbuat dosa itu ada. Yaitu di SURGA.

Mau makan apa saja, Insya Allah boleh. Mau tidur dengan siapa saja, Insya Allah boleh. Mau rumah besar yang pakai, jangankan kolam renang, tapi sungai air susu, ada! Pokoknya SURGA adalah tempat dipuaskannya berbagai hawa nafsu yang telah tertahan terkendali selama ‘puluhan atau ratusan tahun yang singkat’ selama hidup di dunia.

Masalahnya, ketika segala sesuatunya berlimpah, ketika segala sesuatunya menyenangkan, ketika segala sesuatunya abadi, ketika segala sesuatunya diridhai oleh Sang Pemberi, tanpa harus mengkhawatirkan masalah legalitas, dan itu hanya terjadi di SURGA, masihkan kita akan berpikir tentang berbuat dosa? Berbuat dosa di SURGA?

Rasanya tidak tuh! Karena di SURGA tidak ada dosa.

Jadi, kalau anda penggemar berbuat dosa, bias anda bersabar ‘sebentar saja’?

1 komentar:

Fajar mengatakan...

Masya Allah....."Tempat Aman Berbuat Dosa"....sebuah artikel yang mengingatkan kita, bahwa dunia ini adalah "Darul Asbab". Dunia merupakan sarana dan tempat memenuhi keperluan untuk dapat menuju akhirat.....Dunia bukanlah maksud hidup dan bukanlah tempat bersenang2. Maksud dan Tujuan Allah swt menciptakan kita untuk dihantar ke muka bumi ini ada 3 yaitu : 1) untuk beribadah (Adzdzariyat : 56) 2) Sebagai Khalifah (Al Baqoroh : 30) 3) Melakukan kerja Nubuwwah/ Dakwah (Yusuf:108)
Kita adalah ibarat perahu, dunia ibarat sungai dan akhirat "daratan" diseberang sana. Bila kita memerlukan keperluan2 maka kita bisa mengambil air secukupnya, dan ikan secukupnya. Jangan sampai air berlimpah ruah dimasukkan ke dalam perahu maka ia akan tenggelam, tenggelam dalam tipuan2 dunia sebelum sampai di tujuan yang sebenarnya;
Sesungguhnya Kejayaan dan Kebahagiaan manusia adalah dalam agama yang sempurna, yaitu mentaati perintah Allah dan ikut cara Rasulullah saw.