07 Agustus, 2007

Demo 100% Halal!


Nggak tau ini asyik apa tidak asyik. Karyawan sebuah perusahaan di Medan demo karena mau di PHK. Demo itu biasa di Indonesia. Bahkah demo itu perlu. Kalau tidak, kalangan media bisa kehabisan berita. Tapi yang tidak biasa, cara demo karyawan perusahaan di Medan ini. Mereka demo buka baju! Yang bikin heboh di pemberitaan media massa, karena yang demo buka baju bukan hanya karyawan pria, tapi juga karyawan wanita!

Nauzubillahi min dzalik!

Kata peserta demo mereka begitu karena tidak ada lagi yang peduli akan nasib mereka. Masak sih?

Ada 2 hal yang mau saya komentari. Mungkin kalau saya rajin mikir, lebih banyak hal lagi.

Pertama, tentang cara demo dengan buka baju. Ini haram! Maaf, bukan bermaksud melecehkan, apalagi yang ikutan demo kemarin kebanyakan wanita tua. Haram weh! Saya khawatir aja, kalau cara-cara begini kita anggap biasa, lama-lama jadi kebiasaan. Bisa keterusan. Awalnya cuman orang Medan. Awalnya ibu-ibu berumur. Kalau sudah biasa, bukan cuman orang Medan, tapi orang Jawa, orang Sulawesi, orang Kalimantan, semua pada ikut-ikutan. Kalau di Papua sih bukan demo untuk PHK, tapi demo adat. Bukan adat Papua kalau tidak menari sambil buka baju.

Yang berabe kalau demo buka baju sudah menular ke ibu-ibu muda. Wah ini pasti ribut. Serunya bisa nambah. Coba aja bayangkan kalau yang demo buka baju itu para pramugari muda nan elok cantik. Bisa-bisa yang kuat iman jadi goyah. Yang tadinya berteriak lantang ‘Haram’ bisa luntur dikit jadi ‘Halam’. Media yang meliput juga tidak kalah riuh. Kalau tadinya sekelas Kompas, Media Indonesia, Republika, pasti kalau yang demo buka baju para dara ayu, media yang datang bertambah seperti Playboy Indonesia, FHM, dan anda sebut semua media syahwat yang lain deh.

Kedua, tentang klaim para peserta demo bahwa mereka begitu karena tidak ada yang peduli akan nasib mereka. Eh, apa sudah lupa pada yang Maha Peduli?! Yah, gimana Yang Maha Peduli mau peduli kalau ibu-ibu pendemo sendiri tidak peduli kepada-Nya?

Bukankah segala sesuatu itu ada maksudnya? Mana tahu para pendemo mau di PHK karena pekerjaan lain yang lebih bagus sudah menunggu? Mana tahu kalau pekerjaan sekarang ternyata membahayakan? Mana tahu kalau Yang Maha Peduli tahu kalau para pendemo lebih bagus kerja wiraswasta daripada jadi karyawan? Siapa yang tahu? Dialah yang Maha Tahu!

Mbok ya demo cari cara kreatif. Tapi cara baik-baik dong. Kalau sudah begini naga-naganya, mungkin di MUI sudah perlu ada bagian yang mengeluarkan sertifikat halal khusus untuk cara-cara demo. Jadi kalau orang berdemo, ada sertifikatnya. Tertulis besar-besar: DEMO INI 100% HALAL!

Lucu kali yah? Hehehe

Tidak ada komentar: