31 Juli, 2007

Kejutan di Hari Jadiku


Alhamdulillah.

Hari ini hari jadi saya. 35 tahun lalu saya terlahir ke dunia.

Kejutan terbesar di hari istimewa ini adalah dari anakku, Muhammad Ainurridha Uno, 3 tahun. Yang ia berikan tepat ketika saya bangun sekitar pukul 4.40 WITA untuk melaksanakan shalat subuh.

Kebetulan mesjid kompleks kami telah seminggu ini rampung dan mulai difungsikan oleh warga. Sejak itu saya berusaha melaksanakan sebanyak mungkin shalat berjamaah di mesjid. Termasuk shalat subuh.

Subuh ini saya terbangun seperti biasa oleh suara weker yang saya pasang. Biasanya saat saya bangun, hal pertama yang saya lakukan adalah membuatkan susu botol untuk si Ai (nama panggilan anakku). Sudah jadi kebiasaan bahwa pada jam-jam shalat subuh Ai suka minta dibikinkan susu. Kadang setelah minum susu, bertepatan dengan saya selesai shalat subuh, Ai langsung bangun nonton TV sambil saya temani baca quran.

Tapi subuh ini lain. Sewaktu berwudhu, saya dengar pintu kamar dibuka. Dalam hati saya pikir, tumben istri saya bangun cepat padahal dia sedang tidak shalat? Biasanya kalau sedang tidak shalat, istri saya bangun telat. Ternyata begitu keluar dari kamar mandi, si Ai sudah di depan TV.

Sebab shalat subuh tinggal sebentar lagi, saya bergegas berganti pakaian. "Ai, bobok lagi nak ya. Papa mau sholat ke mesjid." Saya berusaha membujuk Ai untuk masuk ke kamar lagi. Ternyata begitu lihat saya berganti pakaian lengkap dengan songkok, Ai tahu kalau saya mau ke mesjid. Ia bilang, “Ai icut papa”. Wah, ini bisa repot, pikir saya. Padahal azan tinggal sebentar lagi.

Akhirnya saya masuk ke kamar. Saya bangunkan istri. Saya bilang kalau Ai mau ikut saya ke mesjid di gelap subuh. Istri saya masih mengantuk bilang, “Bawa saja, tapi naik mobil”. Kesimpulannya, saya bawa Ai ke mesjid. Buru-buru saya pakaikan jaket dan mengalungkan sajadah mungilnya yang sering ia bawa ke mesjid juga kalau maghrib.

Alhamdulillah. Ini pengalaman pertama Ai shalat subuh di mesjid. Sekaligus juga pertama bagi saya membawanya shalat subuh di mesjid. Ketika kembali ke rumah, perasaan saya bahagia. Ternyata kebiasaan yang selama ini saya contohkan sudah mulai membekas di hatinya. Semoga Allah terus memberi petunjuk kepada anakku agar selamat di dunia dan akhirat. Dan semoga pula ia terus memberiku kejutan-kejutan spiritual di hari jadiku.

Doaku menyertaimu anakku. Tidak berlebihan harapanku kepadamu. Kecuali bahwa suatu saat, kita berganti posisi, bahwa kau anakku, senantiasa mendoakanku, agar selamat di dunia dan akhirat. Agar kita semua selamat.

Amin

Tidak ada komentar: