22 Mei, 2007

Hikmah Dari Sumbu Lilin


Lampu di kamar mandi saya semalam mati. Untuk itu saya pakai lilin. Lumayan terang sebagai pengganti lampu. Tapi lama kelamaan lilinnya mulai redup. Saya perhatikan materi lilinnya masih banyak bergumpalan di bagian dasar kaleng yang saya pakai sebagai dudukan. Tapi kok nyalanya jadi redup?

Setelah saya lihat lebih dekat, ternyata sumbunya sudah pendek. Jadi walaupun zat lilinnya masih banyak karena terkumpul di dasar kaleng, karena sumbu yang akan terbakar tidak ada lagi, nyalanya redup dan tidak bisa memancarkan cahaya terang.

Kebetulan sekali semalam juga saya hadiri takziah tetanggan yang kedukaan. Ustadnya ceramah sangat menggugah. Salah satu penekanan yang beliau sampaikan bunyinya,"Saudara-saudara, ketahuilah bahwa bagaimanapun banyaknya amalan anda, kelak di akhirat, buah dari amalan ini hanya dapat dinikmati apabila kita memiliki kuncinya, yaitu shalat. Jadi, buah amalan kita yang ada di dalam box hanya bisa kita buka bila memiliki kunci yaiti ibadah shalat yang kita miliki di dunia." Saya jadi sadar. Ternyata dalam hidup ada sumbu-sumbu, atau kunci-kunci yang penting agar sumber daya lain bisa berguna untuk kita. Salah satunya adalah ikhtiar.

Ada contoh bagus yang saya dapatkan tidak jauh dari rumah saya. Rumah saya berlokasi di kawasan kota baru yang sebelumnya memang tidak ditinggali orang. Sebuah grup pengembang nasional kemudian mengembangkan kawasan baru di areal ini dengan berbagai fasilitas. Bahkan pengembang bekerjasama dengan pemkot mereklamasi laut untuk membuat jalan pintas menuju kawasan ini. Di dalam kawasan dibangun macam-macam fasilitas. Ada mall, rekreasi pantai, dan kawasan ruko.

Jumlah penghuni memang mulai meningkat. Tapi satu tantangan terbesar yang dialami pengembang adalah jumlah pengunjung ke mall dan ruko sangat jauh di bawah harapan. Sepi selalu! Saya kagum karena pengelola terus mencari cara agar jumlah pengunjung ke mall dan ruko bisa meningkat.

Akhirnya mereka dapat ide. Di depan areal ruko, pengelola menyediakan kawasan berjualan makanan dan lain-lain, lengkap dengan tenda dan meja kursi, gratis bagi siapa saja untuk diapakai jualan. Bahkan disediakan pula layar lebar untuk nonton bareng sepak bola live atau F1 dan GP.

Cara ini ternyata manjur. Awalnya hanya penghuni kawasan yang sering datang karena memang ini sangat membantu orang-orang seperti saya yang tidak punya pembantu dan lebih sering cari makan di luar. Belakangan orang luar kawasan mulai berdatangan, terutama malam minggu dan hari minggu.

Sekarang saya perhatikan mall lebih ramai daripada dulu. Mungkin ini himah yang bisa kita tangkap. Bahwa sumbu atay kunci kita dalam hidup atau berusaha jangan sampai putus atau patah. Ikhtiar mesti selalu diadakan. Bagaimanapun banyaknya sumber daya lain seperti uang, pengetahuan atau keterampilan, tapi kalau tidak diaktualisasikan dengan ikhtiar, sumber daya itu jadi tidak berguna.

Sekarang mari kita cek. Apakah sumbu-sumbu lilin kita sudah cukup panjang untuk bisa memberi jalan kepada sumber daya lain agar sama-sama memberi cahaya terang menuju kemajuan?


Catatan:

Tidak ada komentar: